JIKA ALAM TERJAGA, MAKIN BANYAK ORANG KE NEGARA INI - KEADILAN UNTUK RAKYAT INDONESIA
Headlines News :
Home » » JIKA ALAM TERJAGA, MAKIN BANYAK ORANG KE NEGARA INI

JIKA ALAM TERJAGA, MAKIN BANYAK ORANG KE NEGARA INI

Written By indonesia justice society on Wednesday, January 25, 2012 | 4:01 AM

Jika Alam Terjaga, Makin Banyak Orang ke Negara Ini PDF Print
Sunday, 22 January 2012
Sebuah malam di Pulau Weh, Aceh, telah mengubah hidup Georg S Jackstadt. Di titik nol kilometer Indonesia itulah lelaki asal Hannover, Jerman, ini kemudian memutuskan untuk tinggal, menetap, dan melabuhkan hatinya di Indonesia. Jackstadt bukan turis biasa. Di tangannya, olahraga kayak tumbuh di Sumatera Utara.

Pria mualaf dan sekarang bernama Abdul Halim Jackstadt itu kini juga aktif pada kegiatan pengembangan wisata ekologi (ecotourism) Indonesia. Sebagai pionir kayak,Halim Jackstadt telah melahirkan sejumlah atlet andal.Sebut saja misalnya Juwono,Dedi Irwan,atau Junaidi yang semuanya warga asli Bukit Lawang,Kabupaten Langkat.

Juwono bahkan pernah mengikuti kejuaraan dunia K1 Down River Racing Kayak, kelas tertinggi pada lomba kayak,di Prancis pada 2000.Hebatnya,semua itu dilakukan tanpa pamrih.Halim mengenalkan kayak kepada banyak orang tanpa tebersit materi.Dia hanya ingin orang semakin sadar betapa alam Indonesia perlu dijaga, dirawat,dan dilestarikan.Berikut wawancara dengan peraih gelar master of art dari Universitas Triar, Jerman,ini.

Apa kabar Halim,kesibukan apa yang dilakukan saat ini?

Alhamdulillah,baik.Saya baru tiba di Medan.Beberapa hari lalu saya ke Pulau Banyak,Aceh,untuk melakukan ekspedisi dengan membawa rombongan dari luar negeri.Kami sekarang sedang mengembangkan ecotourism di sana.

Apa saja yang dilakukan di Aceh?

Kami tentu saja menikmati keindahan alam pantai.Di sana juga disediakan paket kayaking (berkayak) untuk mengelilingi Pulau Banyak.Tapi sayang,kemarin rombongan kami sempat diperiksa petugas.Ditanya segala macam yang menurut saya tidak penting.Kalau seperti itu,akan sulit untuk mengembangkan pariwisata di daerah kita.

Soal olahraga kayak,bagaimana Anda memulai di sini?

Awalnya,saya melihat keindahan dan kehancuran alam di sekeliling Sumatera Utara dan Aceh.Saya berpikir kita harus punya cara untuk menghentikan kehancuran alam tersebut. Untuk itu,kita harus tahu betul bagaimana alam itu tercipta dengan indahnya.Nah,dengan arung jeram,kayak,dan menyusuri sungai di pedalaman kita bisa menuju tempat-tempat yang sangat alami. Dengan begitu,saya harapkan tergugah kesadaran kita untuk menjaganya.

Kemudian Anda menularkan kemampuan itu ke penduduk lokal?

Sebelum ke Pulau Banyak,saya membawa ini (kayak) ke Bukit Lawang.Saya mendorong orang di sana untuk menjadi guidekayaking. Sampai sekarang,mereka masih menjalankan profesi itu dan bisa menghidupi mereka.Dengan kayakingini saya juga pernah diundang ke Papua untuk menghidupkannya.

Kayak cenderung tidak begitu populer di sini.Suatu hal yang sulit untuk mengenalkan?

Oh,iya. Saat saya membawa kayak ke sini bahkan ada yang bertanya apa yang saya mainkan.Tidak ada yang mengenal,mungkin karena peralatan kayak juga tidak diproduksi di Indonesia saat itu.Pada 1998,saya akhirnya mengimpor dua kayak langsung dari Jerman.Tapi kena pajak sampai 80% dari harganya, sangat tinggi.Baiknya ini jadi perhatian pemerintah juga.

Begitu datang,apa yang Anda lakukan?

Kayak itu saya bawa ke Bukit Lawang.Saya buka kegiatan olahraga kayak itu secara gratis,bagi siapa saja warga Indonesia yang mau dan tertarik menggunakannya.Ada beberapa orang setempat yang saya ajari olahraga kayak,salah satunya Juwono yang kemudian pernah mengikuti kejuaraan dunia di Prancis itu.Mereka saya dukung penuh karena memang punya tekad yang kuat.Peralatan saya berikan. Sekarang Juwono sudah di Denmark. Dia menikah dan punya anak di sana.

Bagaimana perkembangan selanjutnya?

Waktu itu sempat berkembang. Kita punya empat sampai lima peralatan kayak.Sampai akhirnya datang banjir bandang di Bukit Lawang,semua peralatan habis. Sampai sekarang kita masih berkegiatan rafting di sana,kayak sesekali juga ada.

Anda melihat potensi sungai di Sumut sangat baik untuk olahraga seperti itu?

Ya,tentu.Kita punya banyak sungai yang layak.Bahkan Sungai Asahan itu terkenal di dunia.Sungai itu punya arus grade 6,dianggap sudah paling sulit diarungi.Ibarat Mount Everest kalau bicara gunung. Sungai Asahan itu luar biasa,airnya hangat dan debitnya konstan.Potensi seperti ini yang perlu disadari dan dikembangkan untuk kemajuan daerah.Sebab wisatawan akan banyak yang mengincar untuk datang ke sana.

Kenapa Anda tidak menjadikan kayak sebagai usaha? Bukankah cukup menjanjikan dari sisi pendapatan?

Terus terang saya tidak begitu tertarik membuat perusahaan dan mendirikan bisnis seperti itu.Apalagi saat berhadapan dengan birokrasi, saya tidak begitu suka.Saya lebih suka melakukan kegiatan-kegiatan pelopor (pioneering),mencoba hal-hal baru.Banyak orang yang saya latih, termasuk dari Jawa Barat.Saya melatih guide-guideArus Liar,salah satu operator arung jeram di Sungai Citarik,Jawa Barat.

Benarkah Anda melakukan semua itu cuma-cuma alias tidak dibayar?

Dari awal saya datang ke Sumatera,18 tahun yang lalu,saya punya keinginan untuk berbuat dan berbagi dengan lingkungan.Bagi saya,jika melihat seseorang yang punya niat kuat dan cinta dengan olahraga ini,sudah cukup bagi saya sebagai alasan untuk mendukungnya.Saya tidak suka kalau orang punya niat hanya untuk mendapatkan uang. Jadi saya sangat menghormati kerja sama dengan orang-orang yang mencintai alam dan menyukai olahraga ini.Insya Allah, Tuhan yang akan membalasnya.Saya sangat puas dengan apa yang saya lakukan sampai saat ini.

Lantas apa yang Anda harapkan dari semua itu?

Saya harap bisa memberikan stimulus bagi orang lain untuk mencintai alam.Kita mengaku diri sebagai negara maritim,tapi kita tidak punya olahraga kayak.Kalau alasannya terlalu mahal,saya kira di Indonesia sekarang sudah ada orang di Bandung yang mampu memproduksi ini.Setahu saya,kemarin dia juga memasok peralatan untuk SEA Games.

Kalau begitu apa yang mesti dipahami dari Anda tentang pelajaran kayak ini?

Jangan pernah berpikir bisa cepat kaya dengan olahraga kayak.Makanya saya katakan,kita harus benar-benar mencintai olahraga ini baru kita akan mendapatkan kepuasan yang tak terhingga.Saya berkeinginan olahraga ini terus berkembang dan kita mau menjaga kondisi alam tetap alami.Dengan begitu akan semakin banyak orang yang datang ke negara ini.

Sampai kapan Anda akan berkegiatan seperti ini?

Saya akan terus melakukannya sejauh saya masih mampu.Kemarin kami masih merasakan arus Sungai Asahan dan Bukit Lawang.Kemudian kami mengeliling Danau Toba dengan kayak dan banyak lagi.Tentu saja itu juga bergantung pada kemauan kita untuk menjaga kondisi alam agar tetap dalam kondisi terbaik.Kalau tidak,kayak dan olahraga air lainnya seperti arung jeram akan binasa.Dari beberapa kasus kecelakaan dalam olahraga ini,itu disebabkan (bencana) air bah yang terjadi akibat kerusakan alam.Itu sudah menjadi peringatan bagi kita agar tetap menyatu dengan alam. fakhrur rozi       Dikutip dari koran sindo.com
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Flickr Photo Stream

MEREKA YANG PEDULI..

PERJUANGAN KAMI

PERJUANGAN KAMI

Recent Post

Popular Posts

Comments


DIPLOMATOR
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. KEADILAN UNTUK RAKYAT INDONESIA - All Rights Reserved